Mon. Mar 17th, 2025
Sejarah Indonesia, Wanita Hebat dalam Proklamasi Kemerdekaan

Kesuksesan Proklamasi Kemerdekaan dalam sejarah Indonesia tidak pulut dari peran penting perempuan. Tidak hanya berkontribusi di atas panggung, wanita-wanita hebat ini juga turut andil di belakang layar.

Ada yang menjahit bendera merah putih, menyampaikan gagasan, membuat dapur umum, hingga meminjam mesin ketik. Lantas, siapa saja wanita yang berperan aktif dalam proses proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945?

6 Wanita Hebat di Balik Proklamasi Sejarah Indonesia

Ternyata, di balik proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, ada peran penting perempuan dalam sejarah Indonesia. Siapa sajakah mereka?

Berikut adalah deretan perempuan hebat yang memiliki peran penting dalam Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia. Mari mengenal masing-masing perannya!

  • Fatmawati

Anda tentu familiar dengan Fatmawati, bukan? Kebanyakan orang mengenal beliau sebagai penjahit Sang Saka Merah putih. Namun, ternyata Fatmawati juga berkontribusi penting dalam membuka dapur umum selama prosesi kemerdekaan.

Dapur umum ini digunakan untuk menyediakan makanan bagi siapa saja yang datang ke rumahnya. Beliau juga turut menjadi saksi pembacaan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.

  • S.K. Trimurti

Selain Fatmawati, S.K. Trimurti juga memiliki peran krusial dalam proklamasi Indonesia. Trimurti sebenarnya adalah seorang jurnalis yang begitu anti dengan kolonialisme.

Trimurti juga turut aktif menyuarakan kemerdekaan bagi kaum perempuan. Ia dikenal sebagai perempuan hebat dan pemberani. Ia juga pernah ditangkap oleh Pemerintah Hindia Belanda sebab menyebarkan pesan tentang anti kolonialisme.

Istri Sayuti Melik ini ditugaskan untuk mengibarkan bendera setelah prosesi pembacaan teks proklamasi. Namun, Trimurti menolaknya. Ia berpikir bahwa proses pengibaran bendera akan lebih baik jika dilakukan oleh para prajurit.

  • Satsuki Mishima

Wanita hebat dalam sejarah Indonesia lainnya adalah Satsuki Mishima. Perempuan asal Jepang ini berinisiatif untuk meminjamkan mesin ketik.

Satsuki Mishima adalah seorang sekretaris urusan rumah tangga dari Laksamana Maeda. Pada saat itu, Laksamana Maeda ternyata hanya memiliki mesin ketik yang berhuruf kanji.

Kemudian, Satsuki Mishima memberanikan diri untuk meminjam mesin ketik buatan Jerman. Mesin ini ia pinjaman dari Komandan Angkatan Laut Jerman yaitu Kolonel Hermann W. Kandeler.

  • Maria Ulfah

Apakah Anda tahu ternyata salah satu anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) adalah perempuan?

Perempuan itu adalah Maria Ulfah. Dengan latar belakang pendidikannya di Belanda, ia menjadi salah satu anggota BPUPKI yang memberikan gagasan mengenai pembentukan Indonesia.

Maria juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial ketika Sutan Syahrir membentuk kabinet keduanya pada 12 Maret 1946. Maria Ulfah adalah anak dari Raden Adipati Arya Mohammad Ahmad, seorang Bupati Kuningan.

  • Oetari Soetarti

Oetari juga berperan andil dalam prosesi upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oetari adalah salah satu mahasiswi sekolah kedokteran Ika Daigaku.

Ia berperan sebagai tim Palang Merah Indonesia (PMI) yang bertugas menjaga pos kesehatan dan menyediakan obat-obatan. Oetari kemudian menikah dengan teman kuliahnya, Cr. Suwardjono Surjaningrat yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan di era Soeharto.

  • Siti Sukaptinah Soenarjo Mangoenpoespito

Selain Maria Ulfah, Siti Sukaptinah juga menjadi tokoh perempuan penting dalam anggota BPUPKI.

Tidak hanya berkontribusi pada pembentukan negara, Siti Sukaptinah juga menjadi bagian dari anggota Komite Nasional Indonesia (KNI). Ia memimpin Kongres Wanita Indonesia yang tentunya juga turut mendukung kemerdekaan Indonesia.

Jadi, 6 tokoh perempuan hebat inilah yang patut diteladani semangatnya dan kontribusinya dalam sejarah Indonesia. Keberanian dan tekad mereka bisa menjadi contoh bagi seluruh perempuan muda di Indonesia. Siapakah tokoh perempuan favorit Anda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia?