Penyakit kawasaki pada anak menjadi kondisi medis yang cukup langka. Kondisi ini umumnya menyerang anak-anak, terutama yang masih di bawah umur lima tahun.
Melibatkan peradangan pada pembuluh darah seluruh tubuh dan mengakibatkan komplikasi yang cukup serius, utamanya di jantung. Meski jarang terjadi, orang tua tetap perlu untuk memahami penyebab, gejala, dan pengobatannya.
Penyebab Penyakit Kawasaki pada Anak
Penyakit Kawasaki merupakan kondisi terjadinya peradangan pada dinding pembuluh darah. Peradangan terjadi dengan menyerang bagian arteri koroner. Yaitu bagian yang membawa darah ke otot jantung.
Paling sering menyerang anak-anak dengan rentang usia antara 6 bulan sampai 5 tahun. Cukup banyak menyerang laki-laki daripada perempuan. Jika penderita tidak segera mendapat pertolongan, dapat menyebabkan masalah lebih serius.
Salah satu komplikasi jangka panjangnya adalah terjadinya aneurisma arteri koroner. Yaitu sebuah kondisi yang meningkatkan risiko serangan jantung. Meski begitu, hingga saat ini, penyebab pasti penyakit masih belum diketahui.
Namun terdapat dugaan dari para ahli jika kondisi ini akibat dari perpaduan faktor genetik, infeksi virus maupun bakteri, serta reaksi sistem imun. Terlebih jika reaksi sistem imun cenderung cukup berlebihan.
Penyakit kawasaki pada anak dengan riwayat keluarga memiliki kondisi cenderung berisiko lebih tinggi. Oleh sebab itu, ini dapat menjadi indikasi utama penyebab anak terkena Kawasaki.
Inilah Gejala Kawasaki pada Anak yang Perlu Diketahui
Gejala penyakit Kawasaki sendiri terjadi dalam tiga tahapan berbeda. Setiap tahapannya terjadi dalam rentang kurun waktu tertentu. Yaitu beberapa minggu sebelum akhirnya terjadi komplikasi, berikut ini tahapan gejalanya:
1. Tahap 1 atau Akut
Tahap pertama terjadi dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu. Dengan gejalanya sendiri yaitu anak mengalami demam tinggi, yang berlangsung lebih dari lima hari. Biasanya pada kondisi ini tubuh anak tidak memberi respon pada obat penurun panas.
Gejala lainnya yaitu terjadinya ruam kulit, utamanya pada area perut, punggung, serta dada. Mata merah tanpa adanya cairan atau lendir juga menjadi gejala lainnya. Selain itu, lidah tampak merah terang dengan permukaan kasar.
Penyakit kawasaki pada anak juga memilik gejala berupa pembengkakan kaki dan tangan. Biasanya disertai dengan kemerahan pada telapak kaki maupun tangan. Selain itu, terjadi juga pembengkakan di leher akibat kelenjar getah bening.
2. Tahap Kedua atau Subakut
Gejala terjadi selama 2 hingga minggu yang meliputi pengelupasan kulit, nyeri sendi, dan masalah pencernaan. Pada beberapa kasus, juga bisa muncul aneurisma arteri koroner.
3. Tahap Ketiga atau Pemulihan
Tahap ini terjadi pada rentang 4 sampai 8 minggu. Gejala mulai mereda, namun komplikasi dapat terjadi jika penyakit tidak mendapatkan penanganan secara tepat.
Agar anak mendapatkan penanganan secara tepat, penting untuk mendeteksi penyakit sedari dini. Diagnosis penyakit dapat berdasarkan hasil pemeriksaan maupun gejala yang terjadi.
Penyakit ini sendiri tidak memilik tes khusus, dokter biasanya melakukan deteksi melalui berbagai kombinasi pemeriksaan. Deteksi penyakit kawasaki pada anak dapat melalui pemeriksaan fisik, tes darah, urine, serta ekokardiogram.
Pengobatan Penyakit Kawasaki yang Dilakukan
Jika penyakit ini tidak segera mendapatkan penanganan secara cepat dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Berbagai komplikasi tersebut meliputi aneurisma arteri koroner, miokarditis, perikarditis, gangguan katup jantung, dan lain sebagainya.
Di mana penyakit tersebut berhubungan dengan jantung. Seperti aneurisma arteri koroner misalnya, menyebabkan melebarnya pembuluh darah pada jantung secara abnormal.
Di mana pelebaran tersebut menyebabkan pembuluh darah menyumbat atau pecah sehingga berbahaya bagi kehidupan. Oleh sebab itu, penting bagi Anda mengetahui pengobatannya, yaitu sebagai berikut:
1. Imunoglobulin Intravena
Imunoglobulin Intravena atau IVIG merupakan salah satu pendekatan utama dalam pemulihan penyakit kawasaki pada anak. Ini menjadi metode pengobatan standar dengan pemberian obat melalui infus untuk mengurangi kerusakan pembuluh darah.
Selain itu, berguna juga untuk mengurangi peradangan yang terjadi. Pemberian obat paling efektif adalah 10 hari pertama mulai dari munculnya gejala awal.
2. Pemberian Aspirin
Pengobatan selanjutnya yaitu melalui penggunaan aspirin. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi pada anak biasanya. Di mana biasanya penggunaan aspirin juga banyak dihindari.
Pada penderita Kawasaki, penggunaan aspirin berguna mengurangi terjadinya peradangan sekaligus mencegah penggumpalan darah. Selain itu, penggunaannya juga berguna dalam mengendalikan demam.
Namun penggunaan aspirin sendiri membutuhkan pengawasan dokter yang sangat ketat. Hal tersebut berguna menghindari terjadinya efek samping seperti sindrom Reye.
3. Penggunaan Kortikosteroid
Pengobatan penyakit kawasaki pada anak selanjutnya yaitu dengan kortikosteroid. Dalam beberapa kasus, penderita bisa jadi tidak merespon penggunaan Imunoglobulin Intravena, dan kortikosteroid dapat berguna mengurangi peradangan lebih lanjut.
4. Perawatan Lanjutan
Selain pemberian berbagai obat-obatan, anak yang telah sembuh dari Kawasaki juga membutuhkan pemantauan jangka panjang. Terlebih jika penderita sudah mengalami komplikasi jantung. Pemantauan tersebut melibatkan berbagai tes jantung secara rutin. Seperti tes stres jantung, serta ekokardiogram rutin.
Sementara itu, sebagian anak yang mendapatkan diagnosis dan perawatan secara tepat sejak awal, dapat sembuh total tanpa komplikasi. Namun jika penanganan tidak tepat waktu, maka dapat menyebabkan komplikasi serius di jantung.
Itu sebabnya, deteksi dini dan pengobatan cepat dapat sangat membantu mencegah terjadinya dampak lebih buruk. Terlebih penyakit ini belum dapat banyak diketahui penyebabnya.
Penyakit Kawasaki menjadi kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis secara segera. Dengan mengenali gejala awal dan memberikan pengobatan sesuai, penyakit kawasaki pada anak dapat sembuh tanpa memberikan efek jangka panjang.