Obat beta blocker atau penghambat beta termasuk salah satu golongan obat yang berguna sekali untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Apabila dilihat dari fungsinya, obat ini hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter.
Umumnya, penggunaannya juga diresepkan untuk mengobati berbagai macam kondisi jantung. Misalnya saja seperti gagal jantung, aritmia, serangan jantung, sampai angina atau nyeri dada.
Mengenal tentang Obat Beta Blocker
Beta blocker sendiri tentunya dapat membuat jantung berdetak lebih sedikit atau lambat. Sehingga nantinya tekanan darah menjadi menurun. Medicine ini nantinya juga akan langsung membantu untuk memperlebar arteri dan pembuluh darah.
Hal ini agar dapat meningkatkan aliran darah. Berikut penjelasan terkait obat beta blocker, mulai dari jenis hingga kelebihannya, antara lain:
1. Jenis Beta Blocker
Medicine ini mampu mengelola berbagai macam kondisi kesehatan yang terjadi di tubuh, dengan cara memblokir reseptor. Terdapat tiga jenis reseptor yang perlu sekali Anda pahami, yaitu:
- B1 (Reseptor beta-1), mampu mengatur kegiatan jantung yang ada pada tubuh.
- B2 (Reseptor beta-2), berperan dalam merelaksasi seluruh metabolisme tubuh serta otot polos.
- B3 (Reseptor beta-3), dapat membantu untuk memecahkan sel-sel lemak.
Saat ini, bidang medis lebih fokus terhadap reseptor B1 dan B2. Obat beta blocker sendiri sebenarnya bisa saja terjadi antara non selektif dan selektif.
Sebagian besar medicine selektif akan menargetkan jantung. Sedangkan, non selektif tersebut dapat mengelola berbagai gejala yang ada di bagian lain dari tubuh.
2. Kondisi yang Membutuhkan Beta-blocker
Medicine tersebut berfungsi untuk bisa langsung mengelola berbagai macam kondisi kesehatan tubuh. Berikut ini sudah ada penjelasannya:
- Pasca serangan jantung;
- Aritmia;
- Gagal jantung;
- Risiko penyakit arteri koroner tinggi;
- Diabetes;
- Angina pectoris akibat adanya aterosklerosis koroner;
- Hipertensi (pengobatan secara bersamaan dengan agen antihipertensi lain, khususnya diuretik thiazide).
- Pemakaian medicine off-label atau di luar indikasi sebenarnya telah tertera dalam label. Ini termasuk migrain, fibromyalgia, glaukoma, hipertiroidisme, gangguan kecemasan umum, tremor Parkinson, serta fibrilasi atrium.
3. Orang yang Boleh Mengkonsumsi Beta-blocker
Obat Beta-blocker ini sebenarnya tidak cocok untuk segala usia. Bagi Anda yang ingin memastikan keamanannya, maka harus bisa memberi tahu dokter jika memiliki kondisi, seperti berikut ini:
- Reaksi alergi yang biasanya terjadi di masa lampau terhadap blocker atau obat lainnya;
- Permasalahan sirkulasi darah yang serius di anggota tubuh. Misalnya saja seperti fenomena Raynaud, yang bisa membuat jari kaki atau tangan menjadi pucat dan sensasi kesemutan;
- Asidosis metabolik, merupakan suatu kondisi ketika pasien tersebut mempunyai asam dalam darah yang terlalu banyak;
- Penyakit paru-paru atau asma;
- Informasikan juga kepada dokter jika sedang hamil atau menyusui.
- Penting sekali untuk tidak berhenti jika Anda menggunakan medicine tanpa anjuran dokter. Dalam beberapa kasus, ternyata penghentian obat secara tiba-tiba bisa saja memperburuk kondisi.
4. Kelebihan Beta-blocker
Obat beta blocker ini juga memiliki beberapa kelebihan untuk tubuh. Berikut ini sudah ada kelebihannya:
- Efektif untuk Berbagai Masalah Medis
Banyaknya permasalahan tubuh yang berkaitan dengan peredaran darah dan jantung. Dengan penggunaan blocker akan membantu mengatasi permasalahan terkait. - Telah Dipelajari secara Ekstensif
Obat blocker ini selama beberapa dekade telah digunakan oleh pasien, di mana uji klinis pertama berlangsung pada tahun 1960-an. Hal ini karena efeknya jauh lebih mudah digunakan dan selalu aman. Selain itu, juga dapat menghindari efek negatif lainnya.
5. Efek Samping Minum Beta Blocker
Obat beta blocker terbilang sebagai obat yang cukup efektif dan aman. Bahkan, nantinya dokter akan meresepkan berbagai obat golongan ini. Tujuannya untuk bisa mengobati permasalahan pada jantung.
Namun seperti penggunaan obat lainnya, tentu medicine blocker ini juga memiliki efek samping hampir sama, antara lain:
- Kelelahan dan Pusing
Medicine tersebut akan bekerja untuk bisa memperlambat detak jantung pada tubuh. Efek yang sering Anda rasakan yaitu badan lelah dan pusing. - Gejala Gastrointestinal
Apabila Anda mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, sakit perut, diare, dan sembelit. Dalam mengatasi gejala ini, alangkah baiknya minum obat beta blocker usai makan. - Gangguan Sirkulasi Darah
Saat minum obat penghambat, tentu detak jantung akan semakin melambat. Hal tersebut bisa menyebabkan kesemutan atau kedinginan pada kaki serta tangan. - Disfungsi Seksual
Sebagian besar pasien mengungkapkan bahwa kasus disfungsi seksual terjadi usai minum obat beta blocker. Efek samping ini merupakan masalah umum yang terjadi dari medicine penurun tekanan darah tersebut. - Penambahan berat badan
Terkadang, pasien juga akan mengalami berat badan bertambah usai minum obat ini pada golongan non selektif. Sampai saat ini tidak diketahui penyebabnya, namun para ahli banyak yang menduga hal tersebut berkaitan dengan metabolisme tubuh melambat.
Selain efek samping yang ada di atas, tentunya minum medicine penghambat ini juga bisa menjadi salah satu penyebab efek samping lainnya. Misalnya saja seperti sulit bernapas, depresi, insomnia, gula darah tinggi, serta mimpi buruk. Umumnya, efek samping tersebut dialami setelah minum obat beta blocker yang golongan nonselektif.